Artikel
ANALISIS KEAMANAN JARINGAN LISTRIK DALAM INTRODUKSI PLTN KE DALAM SISTEM KELISTRIKAN KALBAR SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN TARGET ENERGI HIJAU |Prosiding SKN 2022
Dalam upaya mempercepat tercapainya target Net Zero Emission (NZE) 2060, Indonesia tengah mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat. Hasil studi yang dipaparkan dalam Seminar Keselamatan Nuklir 2022 oleh peneliti BRIN menunjukkan bahwa pengoperasian PLTN Small Modular Reactor (SMR) berkapasitas 100 MW pada 2028 mampu secara signifikan menurunkan ketergantungan terhadap impor listrik dari Malaysia.
Simulasi sistem kelistrikan Kalbar menggunakan perangkat lunak ETAP mengungkapkan bahwa PLTN dapat mengurangi impor listrik dari 191,4 MW menjadi 125,5 MW. Selain itu, stabilitas jaringan tetap terjaga dalam skenario terburuk sekalipun, seperti trip atau padamnya PLTN mendadak—frekuensi jaringan tetap dalam batas aman di angka 49,95 Hz.
"Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga kedaulatan energi nasional," ungkap Citra Candranurani dari BRIN. PLTN diposisikan sebagai baseload atau pembangkit beban dasar yang menggantikan PLTU, mendukung industrialisasi Kalbar sekaligus menyokong sistem pendinginan reaktor dalam situasi darurat.
Dengan kesiapan infrastruktur seperti 13 gardu induk berkapasitas total 1050 MVA dan rencana penambahan 3 unit PLTN hingga 2030, Kalbar kini berada di jalur strategis menuju sistem kelistrikan yang lebih andal dan hijau (Tim Perpustakakaan)
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir 2022: Peran Pengawsan Ketenaganukliran dalam Transisi Energi Hijau dan Pengelolaan Radioaktif | id |