Artikel
Analisis Dosis dari Penggunaan Terak Timah 2 sebagai Substitusi Parsial Agregat Halus dalam Pembuatan Mortar pada Bangunan dengan RESRAD-BUILD | Prosiding SKN 2023
Analisis dosis dari penggunaan terak timah 2 sebagai substitusi parsial agregat halus dalam pembuatan mortar pada bangunan dengan RESRAD-BUILD. Industri pengolahan dan peleburan timah menghasilkan hasilnsamping salah satunya berupa terak timah 2. Terak timah 2 memiliki kandungan radionuklida anak luruh dari deret uranium dan thorium dengan konsentrasi aktivitas tertentu. Aspek penggunaan kembali (reuse) dan pengolahan kembali (recycle) terhadap terak timah 2 masih sangat terbatas dan minim karena sifat radioaktif yang terkandung tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mensimulasikan penilaian penggunaan terak timah 2 dalam suatu ruangan dengan ukuran tertentu. Terak timah 2 digunakan sebagai substitusi parsial dalam pembuatan mortar. Mortar diasumsikan dan disimulasikan digunakan sebagai plesteran dinding dan lantai. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi aktivitas terak timah 2 menunjukkan bahwa radionuklida 226Ra, 228Ra, dan 228Th memiliki konsentrasi di atas dari kriteria yang ada yaitu berturut-turut sebesar 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, dan 14,29 Bq/gram. Batasan konsentrasi aktivitas sesuai dengan peraturan perundangan adalah 1 Bq/gram untuk radionuklida anggota deret uranium dan thorium atau 10 Bq/g pada unsur kalium. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak RESRAD-BUILD versi 4.0 dengan skenario yaitu 2 ukuran ruangan, 2 ketebalan plesteran, dan 2 faktor okupansi. Skenario posisi reseptor pada ruangan diasumsikan pada posisi di pusat ruangan. Pada 2 asumsi ukuran ruangan yaitu 4x3x2,5 m dan 4x5x2,8 m, didapatkan hasil bahwa semakin besar ukuran ruangan, dosis yang diterima akan semakin kecil. Pada 2 asumsi ketebalan lapisan plester terhadap masing-masing 2 asumsi ukuran ruang yaitu 1 cm dan 1,5 cm, didapatkan hasil bahwa semakin tebal lapisan plesteran, dosis yang diterima akan semakin besar. Kemudian pada 2 asumsi faktor okupansi yaitu 0,5 dan 0,08 menunjukkan bahwa semakin kecil faktor okupansi dengan asumi inputan lain yang tetap, akan berpengaruh terhadap dosis yang akan semakin mengecil (Tim Perpustakaan).
Jika file tidak bisa diunduh, hubungi pustakawan