Artikel
Studi Transisi Energi Skema Penggantian PLTU Menjadi PLTN Terhadap Aspek Keselamatan, Infrastruktur Pendukung, dan Ketersediaan Regulasi | JUPETEN 2024
Indonesia menunjukkan komitmen serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengadopsi skema transisi energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kajian terbaru yang dilakukan oleh BAPETEN mengungkapkan bahwa penggantian PLTU ke PLTN dapat dilakukan karena kesamaan sistem dan komponen di antara kedua pembangkit ini.
Sebagai langkah nyata, Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 mengatur tahapan transisi energi yang terdiri dari empat fase utama, mulai dari penyiapan regulasi hingga kemandirian teknologi nuklir pada tahun 2045. PLTN dinilai sebagai solusi berkelanjutan karena menghasilkan emisi CO2 jauh lebih rendah dibandingkan PLTU, yaitu hanya 12 gCO2/kWh dibandingkan dengan 820 gCO2/kWh yang dihasilkan PLTU.
Aspek Kritis dalam Transisi Energi:
- Lokasi Tapak: Evaluasi kesesuaian lokasi menjadi langkah awal penting, dengan mempertimbangkan risiko kegempaan, ketersediaan air pendingin, dan distribusi populasi di sekitar lokasi.
- Infrastruktur Pendukung: Beberapa komponen PLTU, seperti gardu listrik dan sistem turbin, dapat digunakan kembali, meskipun membutuhkan modifikasi teknis untuk memenuhi standar keselamatan PLTN.
- Sumber Daya Manusia: Tenaga kerja PLTU batu bara dapat dilatih ulang untuk mendukung pengoperasian PLTN, dengan kebutuhan tambahan keahlian teknis di bidang nuklir.
- Regulasi: Indonesia telah memiliki dasar regulasi yang kuat, termasuk Peraturan BAPETEN terkait evaluasi tapak, desain reaktor, dan analisis keselamatan.
Kajian ini juga menyoroti praktik internasional dari negara seperti Polandia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, yang telah berhasil melakukan transisi serupa. Misalnya, Tiongkok mengintegrasikan PLTN dengan infrastruktur PLTU lama untuk memaksimalkan efisiensi biaya dan waktu.
Transisi energi ini diharapkan tidak hanya mendukung upaya mitigasi perubahan iklim, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang. Dengan keberhasilan pelaksanaan skema ini, Indonesia dapat menjadi pelopor dalam adopsi energi nuklir yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Dukungan Pembangunan PLTN Berlanjut | - | id |