Artikel
Pemantauan laju dosis paparan radiasi beta dan gama di instalasi kedokteran nuklir | Si-INTAN 2023
Paparan radiasi beta dan gama di instalasi kedokteran nuklir menjadi perhatian serius bagi tenaga medis dan peneliti. Sebuah studi yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Jakarta mengungkap bahwa beberapa ruangan memiliki tingkat radiasi yang melebihi batas aman yang ditetapkan oleh BAPETEN.
Penelitian ini mengukur dosis ekuivalen terarah H’(0,07) dan dosis ekuivalen ambien H*(10) dengan menggunakan surveimeter RadEye B20-ER. Hasilnya menunjukkan bahwa laju dosis paparan radiasi beta tertinggi mencapai 5608,77 μSv/jam di ruang penyuntikan, sementara paparan radiasi gama tertinggi ditemukan sebesar 68,65 μSv/jam. Nilai ini jauh di atas batas aman yang direkomendasikan, yaitu 500 mSv/tahun untuk H’(0,07) dan 20 mSv/tahun untuk H*(10).
Dari hasil pengukuran, ruangan dengan tingkat risiko tinggi adalah ruang Hotlab, ruang jaminan kualitas, dan ruang penyuntikan. Faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat radiasi adalah kontaminasi dari bahan radioaktif yang digunakan dalam prosedur medis, serta kurangnya perlindungan saat menangani radiofarmaka.
Para ahli menekankan pentingnya pemantauan radiasi yang lebih ketat untuk melindungi pekerja medis dari dampak paparan jangka panjang. Pemakaian alat pelindung diri, dosimeter cincin untuk pemantauan dosis tangan, serta pengaturan ulang posisi monitor area menjadi langkah yang harus segera diimplementasikan.
Penelitian ini menjadi peringatan bagi seluruh rumah sakit yang menggunakan teknologi nuklir agar lebih waspada dalam mengelola keamanan radiasi demi keselamatan tenaga medis dan pasien.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Pengembangan Metode Cepat Pengukuran 131I di Organ Tiroid Staf Kedokteran Nuklir Menggunakan Surveimeter | JUPETEN 2024 | Jupeten, 4 (2), 94 – 99 (2024) | id |