Artikel
Estimasi dan audit dosis radiasi pasien pada pemeriksaan radiografi konvensional toraks PA dengan teknik high kVp | Si-INTAN 2022
Penelitian terbaru yang dilakukan di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menunjukkan bahwa penggunaan teknik high kVp pada pemeriksaan radiografi konvensional toraks PA (posteroanterior) berhasil menurunkan dosis radiasi yang diterima pasien. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Si-INTAN 2022, yang menyoroti pentingnya optimisasi dosis radiasi dalam dunia radiologi diagnostik.
Penelitian ini melibatkan 305 pasien dewasa berusia 15 tahun ke atas, dengan rincian 129 pasien pria dan 176 pasien wanita. Para pasien menjalani pemeriksaan radiografi toraks PA dengan teknik high kVp menggunakan tegangan 125 kVp dan rentang mAs (milliampere-second) 0,5 hingga 1,4 mAs. Hasilnya, rata-rata dosis radiasi yang diterima pasien, yang diukur melalui parameter INAK (Incident Air Kerma) dan ESAK (Entrance Surface Air Kerma), masing-masing adalah 0,11 mGy dan 0,15 mGy. Nilai ini jauh di bawah batas panduan diagnostik nasional (DRL) yang ditetapkan oleh BAPETEN, yaitu 0,3 mGy untuk INAK dan 0,4 mGy untuk ESAK.
Teknik high kVp sendiri dipilih karena kemampuannya untuk menghasilkan citra berkualitas tinggi dengan dosis radiasi yang lebih rendah. Dengan menggunakan energi tinggi (kVp), jumlah foton yang mampu menembus tubuh pasien meningkat, sehingga mengurangi jumlah radiasi yang diserap oleh tubuh. Selain itu, penggunaan sistem Automatic Exposure Control (AEC) juga membantu menyesuaikan dosis radiasi secara otomatis berdasarkan ketebalan tubuh pasien, sehingga memastikan dosis yang diberikan tetap optimal.
Dr. Hanendya Disha Randy Raharja, salah satu peneliti dalam studi ini, menjelaskan bahwa penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk menghitung dosis radiasi yang diterima pasien, tetapi juga untuk melakukan audit dosis guna memastikan bahwa protokol pemeriksaan yang digunakan sudah sesuai dengan prinsip proteksi radiasi. "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik high kVp dan sistem AEC berhasil menurunkan dosis radiasi pasien tanpa mengorbankan kualitas citra diagnostik," ujarnya.
Audit dosis yang dilakukan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai typical value (nilai median dosis radiasi) di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi berada di bawah batas DRL nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas kesehatan tersebut telah berhasil menerapkan prinsip optimisasi dosis radiasi dengan baik.
Tindak lanjut dari penelitian ini adalah terus mempertahankan protokol pemeriksaan yang sudah ada dan melakukan evaluasi berkala terhadap nilai typical value untuk memastikan bahwa dosis radiasi yang diberikan kepada pasien tetap rendah tanpa mengorbankan kualitas citra.
Dengan temuan ini, diharapkan teknik high kVp dapat lebih banyak diterapkan di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia untuk mengurangi paparan radiasi pada pasien, sekaligus menjaga kualitas diagnostik yang tinggi.