Artikel
Tinjauan Awal Keselamatan Radiasi Penggunaan Pesawat Sinar-X Gigi Genggam | Prosiding SKN 2024
Pesawat sinar-X genggam semakin banyak digunakan dalam praktik kedokteran gigi di Indonesia karena kemudahan penggunaannya dan efisiensi waktu dalam menegakkan diagnosis. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan teknologi ini menimbulkan risiko radiasi yang lebih tinggi dibandingkan pesawat sinar-X terpasang tetap. Sayangnya, hingga saat ini, belum ada regulasi khusus yang mengatur keselamatan radiasi untuk pesawat sinar-X genggam di Indonesia.
Menurut hasil kajian yang dipaparkan dalam Seminar Keselamatan Nuklir 2024, penggunaan pesawat sinar-X genggam dapat meningkatkan paparan radiasi bagi operator dan pasien, terutama jika tidak diikuti dengan prosedur keselamatan yang ketat. Beberapa negara telah menerapkan regulasi ketat mengenai alat ini, termasuk rekomendasi dari European Academy of Dentomaxillofacial Radiology (EADMFR) dan Public Health England (PHE), yang menekankan pentingnya pembatasan penggunaan hanya dalam kondisi tertentu.
Para peneliti dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyoroti pentingnya adanya regulasi dan pedoman yang jelas untuk memastikan keselamatan tenaga medis dan masyarakat. "Banyak alat yang digunakan tanpa izin pemanfaatan, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi pengguna dan pasien," ujar salah satu peneliti dalam seminar tersebut.
Kajian ini merekomendasikan agar pemerintah segera menetapkan aturan yang jelas mengenai penggunaan pesawat sinar-X genggam, termasuk standar keselamatan yang harus dipenuhi. Dengan adanya regulasi yang tepat, diharapkan teknologi ini dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengabaikan aspek keselamatan radiasi bagi masyarakat.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Kajian Pesawat Sinar-X dalam Mobil/Bus dari Aspek Pengawasan Keselamatan Radiasi, Sosial dan Ekonomi, TA. 2015 | id |