Artikel
Tahap Proses Pengembangan Indikator Kinerja Keselamatan | Prosiding SKN 2024
Dalam upaya memperkuat keselamatan instalasi nuklir di Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) telah mengembangkan metode baru dalam penilaian kinerja keselamatan dengan menyusun indikator keselamatan yang lebih komprehensif. Langkah ini sejalan dengan regulasi yang mewajibkan seluruh pemegang izin instalasi nuklir untuk melakukan penilaian kinerja keselamatan berkala guna memastikan operasi yang aman dan meminimalisir risiko.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Keselamatan Nuklir 2024, sistem baru ini mengadopsi pendekatan dari OECD dan HSE-UK, yang membagi indikator keselamatan menjadi indikator lagging (reaktif) dan leading (proaktif). Dengan adanya indikator ini, instalasi nuklir dapat lebih cepat mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis tren kecelakaan, serta merancang strategi pencegahan yang lebih efektif.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya tujuh tahap dalam pengembangan indikator kinerja keselamatan, mulai dari pembentukan tim, identifikasi risiko, hingga evaluasi dan penyempurnaan indikator. Implementasi indikator ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efektivitas dalam pemantauan keselamatan, serta memperkuat standar operasional yang diterapkan di berbagai instalasi nuklir di Indonesia.
Dengan diterapkannya sistem penilaian yang lebih ketat dan berbasis data, BAPETEN menegaskan komitmennya dalam memastikan bahwa setiap pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dilakukan dengan standar keselamatan tertinggi. Hal ini menjadi langkah maju dalam membangun industri nuklir yang aman, berkelanjutan, dan sesuai dengan regulasi internasional.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Budaya Keselamatan Dan Kebijakan Keselamatan Nuklir BAPETEN | id |