Artikel
Penguatan Budaya Keselamatan Nuklir Melalui Budaya Lokal Jawa Dengan Pendekatan Ketidaksadaran Kolektif Jung | Prosiding SKN 2024
Dalam upaya meningkatkan keselamatan nuklir, pendekatan berbasis budaya lokal mulai diintegrasikan ke dalam strategi keselamatan nasional. Sebuah studi terbaru yang dipresentasikan dalam Seminar Keselamatan Nuklir 2024 menyoroti bagaimana konsep ketidaksadaran kolektif dari Carl Gustav Jung dapat diadopsi dalam membangun budaya keselamatan nuklir, khususnya melalui kearifan budaya Jawa.
Penelitian ini menyoroti bahwa kegagalan budaya keselamatan menjadi salah satu faktor utama dalam kecelakaan nuklir besar, seperti Chernobyl di Ukraina. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan konvensional yang hanya berfokus pada kesadaran (consciousness) kini diperluas dengan melibatkan aspek ketidaksadaran kolektif (collective unconsciousness), yang lebih menekankan pada warisan budaya dan insting dalam pengambilan keputusan cepat pada situasi darurat.
Budaya Jawa dipilih sebagai model karena memiliki tradisi keselamatan yang diwariskan secara turun-temurun, seperti falsafah "Hamemayu Hayuning Bawana", yang menekankan keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan. Selain itu, konsep "slametan", yang secara tradisional dilakukan untuk memohon keselamatan, dianggap memiliki relevansi dalam membentuk kesadaran kolektif pekerja nuklir untuk lebih memperhatikan keselamatan operasional.
Dalam implementasinya, studi ini mengusulkan bahwa pemimpin instalasi nuklir yang memiliki pemahaman budaya keselamatan yang tertanam dalam warisan budaya lokal akan lebih efektif dalam mentransmisikan nilai-nilai keselamatan kepada staf dan karyawan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar aspek budaya lokal dijadikan sebagai pertimbangan dalam proses rekrutmen pemimpin di sektor nuklir.
Dengan adanya pendekatan baru ini, diharapkan keselamatan nuklir di Indonesia dapat semakin diperkuat, bukan hanya melalui teknologi dan regulasi, tetapi juga dengan mengakar pada nilai-nilai budaya yang telah lama hidup dalam masyarakat.