Artikel
Tinjauan Zat Radioaktif yang Sering Digunakan untuk Radiosinovektomi Menggunakan Nanomaterial Silika dan Aspek Keselamatannya | Prosiding SKN 2024
Radiosinovektomi semakin mendapat perhatian sebagai metode efektif dalam mengobati rheumatoid arthritis, penyakit yang menyebabkan peradangan sendi kronis. Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan zat radioaktif pemancar beta langsung ke dalam sendi yang meradang. Kini, sebuah inovasi baru hadir dengan penggunaan nanomaterial silika bertanda radioisotop sebagai pembawa zat radioaktif, memberikan manfaat lebih dalam efektivitas dan keamanan terapi ini.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir 2024, radioisotop seperti Rhenium-186 (186Re), Yttrium-90 (90Y), dan Erbium-169 (169Er) sering digunakan dalam prosedur ini. Keunggulan nanomaterial silika sebagai pembawa adalah kemampuannya mengontrol pelepasan zat radioaktif, meningkatkan biokompatibilitas, serta mengurangi toksisitas.
Namun, di balik manfaatnya, aspek keselamatan radiasi menjadi perhatian utama. Pemerintah telah mengatur standar keselamatan dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2023 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Zat Radioaktif, yang bertujuan untuk melindungi pekerja medis, pasien, serta lingkungan dari dampak paparan radiasi. Pengelolaan limbah radioaktif dan pengawasan ketat terhadap prosedur medis ini menjadi kunci untuk memastikan manfaat maksimal dengan risiko minimal.
Seiring berkembangnya teknologi nuklir dalam bidang medis, penggunaan radiosinovektomi berbasis nanomaterial silika menjadi harapan baru bagi penderita radang sendi kronis. Meski demikian, penelitian lebih lanjut dan pemantauan ketat tetap diperlukan agar teknologi ini dapat diterapkan secara luas dengan keamanan yang terjamin (Tim Perpustakaan).
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Presentasi Ilmiah Keselamatan dan Keamanan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, TA. 2008 | id |