Artikel
KAJIAN MANAJEMEN PENUAAN DI INNR MENGACU PADA KONSEP MANAJEMEN PENUAAN DI REAKTOR NUKLIR | Prosiding SKN 2011
Sebuah kajian penting dari Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir BAPETEN menyoroti perlunya penerapan manajemen penuaan pada Instalasi Nuklir Non-Reaktor (INNR) di Indonesia. Saat ini, meski telah ada aturan manajemen penuaan untuk reaktor nuklir, belum ada regulasi spesifik yang mengatur INNR, padahal usia rata-rata instalasi ini sudah mencapai 20 tahun.
Manajemen penuaan penting untuk memastikan struktur, sistem, dan komponen (SSK) tetap andal serta aman di seluruh siklus hidup instalasi, mulai dari tahap desain hingga dekomisioning. BAPETEN menyarankan INNR mengadopsi pendekatan serupa dengan reaktor, termasuk pembentukan organisasi khusus, pengumpulan data, penapisan SSK, serta implementasi program pemantauan dan mitigasi efek penuaan.
Kajian ini juga menekankan penggunaan pendekatan sistematis berbasis siklus Deming (PLAN-DO-CHECK-ACT), sehingga setiap tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan program dilakukan secara terkoordinasi. Faktor-faktor seperti suhu, tekanan, kelembaban, hingga keberadaan bahan kimia berbahaya menjadi sorotan utama untuk mencegah degradasi material yang dapat mengancam keselamatan operasional.
Dengan adanya kajian ini, BAPETEN berharap dapat mempercepat penyusunan regulasi yang komprehensif dan proaktif untuk semua jenis INNR di Indonesia, sehingga standar keselamatan nasional dapat terus ditingkatkan demi melindungi pekerja, masyarakat, dan lingkungan (Tim Perpustakaan).