Artikel
FINAS SABAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAGI BADAN PENGAWAS DAN FASILITAS INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR DI INDONESIA | Prosiding SKN 2012
Indonesia kini semakin memantapkan langkahnya dalam menjamin keselamatan instalasi nuklir non-reaktor (INNR) melalui penerapan sistem FINAS (Fuel Incident Notification and Analysis System). Sistem ini digagas sebagai sarana pembelajaran berbasis insiden yang efektif untuk meningkatkan pengawasan dan pengambilan keputusan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Dalam dokumen seminar BAPETEN 2012, dijelaskan bahwa meskipun berbagai fasilitas INNR memiliki desain dan operasi yang berbeda, keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan tetap menjadi prioritas utama. Namun, selama ini belum ada mekanisme formal yang digunakan untuk mengolah dan memberi umpan balik atas insiden, baik domestik maupun internasional. Akibatnya, kesempatan belajar dari peristiwa signifikan yang terjadi kerap terabaikan.
FINAS hadir untuk mengisi kekosongan ini. Sistem yang diinisiasi oleh IAEA dan NEA ini memungkinkan pertukaran pengalaman dari berbagai negara tentang insiden terkait siklus bahan bakar nuklir. FINAS bukan hanya sekadar alat pelaporan, tetapi juga media pembelajaran kolektif yang membantu mencegah terulangnya insiden keselamatan serupa di masa depan.
Pelaporan kejadian dalam sistem FINAS melibatkan tahapan yang sistematis mulai dari fasilitas lokal hingga laporan resmi ke IAEA. Pelajaran dari setiap insiden yang tercatat kemudian didiseminasikan secara terbatas kepada pihak-pihak terkait seperti badan pengawas, pelaksana, dan lembaga penelitian.
Dengan implementasi FINAS, Indonesia menegaskan komitmennya terhadap standar keselamatan nuklir internasional serta menjadikan setiap insiden sebagai peluang untuk memperkuat budaya keselamatan nuklir nasional (Tim Perpustakaan)