Artikel
PENGGUNAAN RELAP5 DAN COBRA CODE UNTUK ANALISIS KEHILANGAN TOTAL ALIRAN PENDINGIN PWR | Prosiding SKN 2012
**Analisis Keselamatan PWR: Teknologi RELAP5 dan COBRA Buktikan Reaktor Tetap Aman Saat Kehilangan Aliran Pendingin**
Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam Seminar Keselamatan Nuklir, analisis kecelakaan kehilangan total aliran pendingin (Complete Loss of Coolant Flow/CLOF) pada reaktor air bertekanan (PWR) berhasil dibuktikan aman menggunakan kode komputer RELAP5/MOD2 dan COBRA-IV-I/JINS. Penelitian ini dilakukan oleh Azizul Khakim dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dengan hasil yang menjanjikan untuk keamanan operasi reaktor nuklir.
### **Hasil Utama: DNBR dan Tekanan Reaktor dalam Batas Aman**
Analisis menunjukkan bahwa selama kecelakaan CLOF, nilai Departure from Nucleate Boiling Ratio (DNBR) minimum mencapai 1,64, jauh di atas batas kritis 1,17. Ini membuktikan bahwa bahan bakar reaktor tetap terlindungi dari risiko overheating. Sementara itu, tekanan maksimum reaktor tercatat 164,7 kg/cm²g, masih di bawah 1,2 kali tekanan operasi maksimum yang diizinkan (210 kg/cm²g).
"Integritas teras reaktor dan batas tekanan pendingin tetap terjaga dalam kondisi aman selama kecelakaan," jelas Azizul Khakim dalam abstrak penelitiannya.
### **Simulasi dengan Dua Skenario**
Penelitian menggunakan dua pendekatan:
1. **Analisis Dasar**: Koefisien reaktivitas moderator diabaikan (0,0).
2. **Analisis Sensitivitas**: Koefisien reaktivitas moderator diberi nilai realistis (-15x10⁻⁵ (Δk/k)/°C).
Hasilnya, analisis sensitivitas menunjukkan DNBR minimum lebih tinggi (1,67) karena efek umpan balik negatif dari kenaikan suhu pendingin yang mengurangi daya reaktor lebih cepat.
### **Teknologi Pendukung: RELAP5 dan COBRA**
- **RELAP5/MOD2**: Digunakan untuk memodelkan dinamika sistem pendingin secara keseluruhan, termasuk perubahan tekanan dan suhu.
- **COBRA-IV-I/JINS**: Mengevaluasi DNBR untuk memastikan tidak terjadi kegagalan pendinginan bahan bakar.
Kedua kode ini telah divalidasi melalui eksperimen sebelumnya, termasuk studi kasus reaktor Atucha II dan Betshy 9.1b.
### **Kronologi Kecelakaan dan Respons Sistem**
Simulasi menggambarkan urutan kejadian saat CLOF:
1. Pompa pendingin berhenti, aliran turun secara bertahap.
2. Reaktor shutdown otomatis dalam 1,3 detik setelah deteksi "daya pompa rendah".
3. Tekanan dan suhu naik sementara, tetapi katup semprot pressurizer mengontrol kestabilan sistem.
4. DNBR mencapai titik terendah pada detik ke-2,3 (1,64) sebelum kembali stabil.
### **Kesimpulan dan Dampak**
Penelitian ini menegaskan bahwa desain PWR modern dilengkapi sistem keselamatan yang mampu menangani CLOF tanpa membahayakan integritas reaktor. Temuan ini mendukung peningkatan kepercayaan publik terhadap keamanan energi nuklir, terutama di Indonesia yang sedang mempertimbangkan PLTN sebagai bagian dari transisi energi.
Penelitian ini dipublikasikan dalam *Prosidings SKN BAPETEN 2012* dan menjadi referensi penting bagi pengembangan regulasi keselamatan nuklir di Indonesia.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Modul BPTC IN -07 Reaktor Jenis PWR Desember 2011 | id |