Artikel
RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT FUNDING SCHEME IN INDONESIA: LESSON LEARNED FROM OTHER COUNTRIES Prosiding SKN 2022
Indonesia kini tengah memperkuat sistem pendanaan untuk pengelolaan limbah radioaktif, sebuah langkah penting yang diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan keberlanjutan pemanfaatan energi nuklir di tanah air. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) mengungkapkan bahwa sebelum tahun 2022, pemegang izin pengguna zat radioaktif tidak diwajibkan menyediakan jaminan finansial untuk pengelolaan limbah mereka. Hal ini memunculkan masalah ketika produsen limbah mengalami kebangkrutan dan tidak mampu mengelola limbahnya.
Pada 2022, BAPETEN mengeluarkan regulasi baru yang mewajibkan perusahaan swasta menyerahkan jaminan keuangan sebelum menggunakan sumber radioaktif tersegel. Namun, mekanisme rinci dari regulasi ini belum ditetapkan secara spesifik, menciptakan kebutuhan mendesak akan peraturan lanjutan yang lebih tegas dan terstruktur.
Studi yang dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir 2022 oleh Vatimah Zahrawati dari BAPETEN mengkaji perbandingan pendanaan pengelolaan limbah radioaktif di berbagai negara seperti Belgia, Prancis, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Belgia, misalnya, memiliki dana insolvency untuk menanggulangi kebangkrutan pelaku usaha, sedangkan Prancis mewajibkan supplier bertanggung jawab mengembalikan limbah ke negara asal dan menetapkan skema dana jangka panjang dan menengah.
Indonesia sendiri telah memiliki tarif pengelolaan limbah berdasarkan karakteristik limbah, namun dinilai belum mempertimbangkan biaya masa depan seperti inflasi dan biaya penutupan fasilitas. Oleh karena itu, penulis mendorong agar peraturan baru tidak hanya menetapkan kewajiban jaminan finansial, tetapi juga metode perhitungan dana jangka panjang menggunakan pendekatan nilai kini (present value) dan sinking fund factor (SFF), sebagaimana disarankan oleh IAEA.
Langkah strategis lainnya yang direkomendasikan adalah memperjelas kewajiban pengembalian limbah ke negara asal melalui perjanjian antara importir dan pengguna, serta antara distributor dan produsen di luar negeri. Regulasi yang lebih tegas akan mencegah bertambahnya beban limbah di pusat pengelolaan nasional dan memastikan keselamatan lingkungan serta generasi mendatang (Tim Perpustakaan).
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Radioactive Waste Management, Vol. 4: Proceedings of an International Conference Seattle, 16-20 May 1983 | id |