Artikel
STUDY ON FORMAT AND CONTENT NUCLEAR REACTOR OPERATING EXPERIENCES PROGRAM | Prosiding SKN 2022
nan panduan format dan isi program pengalaman operasi (Operating Experience/OPEX). Penelitian yang dilakukan oleh Liliana Yetta Pandi dan tim dari Pusat Kajian Keselamatan Reaktor dan Bahan Nuklir mengungkapkan bahwa laporan pengalaman operasi oleh pemegang lisensi selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar keselamatan internasional dari IAEA.
Menurut regulasi yang berlaku, setiap insiden atau deviasi dalam pengoperasian reaktor harus dianalisis dan digunakan sebagai pembelajaran untuk mencegah kejadian serupa. Namun, studi menunjukkan perlunya pedoman yang terstruktur dalam mendokumentasikan dan menyampaikan laporan tersebut. Pedoman ini mencakup elemen-elemen kunci seperti sistem manajemen, identifikasi kejadian, investigasi insiden, analisis akar penyebab, hingga penyebaran informasi melalui sistem internasional seperti IRSRR.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Konvensi Internasional Keselamatan Nuklir (CNS), yang mewajibkan negara anggota untuk memiliki sistem umpan balik pengalaman operasi yang efektif. BAPETEN sendiri telah menerbitkan beberapa regulasi terkait, namun belum secara rinci mengatur format dan konten laporan OPEX.
Diharapkan, hasil penelitian ini dapat diformalkan dalam regulasi BAPETEN ke depan dan dijadikan rujukan wajib oleh seluruh pemegang lisensi reaktor riset di Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat kepercayaan terhadap keselamatan reaktor dalam negeri, tetapi juga mendukung peran aktif Indonesia dalam kerja sama internasional di bidang keselamatan nuklir (Tim Perpustakaan).
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Pengkajian Pengembangan Amdal Pembangunan dan Pengoperasian Reaktor Nuklir, TA. 2011 | id |