Artikel
Analisis Arah dan Kecepatan Angin pada Stasiun Pemantauan Cuaca Kawasan Nuklir Serpong | Prosiding SKN 2021
Hasil analisis cuaca di Kawasan Nuklir Serpong (KNS) mengungkap arah dan kecepatan angin memainkan peran penting dalam keselamatan masyarakat sekitar fasilitas nuklir. Studi yang dipaparkan dalam Seminar Keselamatan Nuklir 2021 menyebutkan bahwa angin di kawasan tersebut dominan bertiup dari arah Selatan, dengan kecepatan maksimum mencapai 9,2 meter per detik di ketinggian 60 meter.
Penelitian lima tahunan yang dilakukan BATAN pada 2015–2019 menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang berada di sebelah Utara cerobong fasilitas nuklir, seperti pegawai PUSPIPTEK, BATAN, BPPT, serta warga desa Muncul, Keranggan, dan Kademangan, berpotensi menjadi kelompok kritis. Mereka diperkirakan menerima dosis radiasi relatif lebih tinggi dibanding masyarakat umum akibat pola tiupan angin tersebut.
Data pemantauan menunjukkan ketersediaan pengukuran arah dan kecepatan angin cukup tinggi, yakni 90% di ketinggian 10 meter dan 80% di ketinggian 60 meter. Dalam skala Beaufort, kecepatan angin rata-rata berada pada kategori “sedikit tenang” hingga “hembusan angin pelan”. Namun, kondisi ekstrem dengan kecepatan maksimum tetap menjadi faktor penting untuk diperhitungkan dalam skenario penyebaran zat radioaktif.
Secara bulanan, angin di KNS dominan bertiup dari Selatan pada April–November, sementara pada Desember–Maret arah angin lebih sering dari Barat Daya. Pergantian arah ini dinilai penting untuk perencanaan keselamatan, terutama dalam pemodelan sebaran radiasi di udara.
Pihak BATAN menegaskan bahwa dosis radiasi masyarakat tidak diukur secara langsung, melainkan diestimasi melalui pemodelan dan pemantauan lingkungan rutin. Meski begitu, hasil analisis ini memperkuat urgensi pemantauan cuaca sebagai dasar mitigasi risiko dan perlindungan keselamatan masyarakat di sekitar KNS (Tim Perpustakaan).
Jika file tidak bisa di unduh, hubungi pustakawan.
Tidak tersedia versi lain