Artikel
Natural Radioactive Discrimination to Determine Air Contamination Levels of Workplaces | Prosiding SKN 2020
Sebuah penelitian dari Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) BATAN yang dipresentasikan dalam 2020 Annual Nuclear Safety Seminar mengungkapkan bahwa tingkat kontaminasi udara di fasilitas kerja nuklir masih berada jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh BAPETEN.
Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Nofriady Aziz, Nudia Barenzani, Anang Setiawan, dan Arca Datam S bertujuan untuk mengukur kadar kontaminasi udara akibat peluruhan uranium di ruang kerja. Dengan memanfaatkan teknik diskriminasi radioaktivitas alami, tim dapat memisahkan pengaruh radon dan thoron — dua gas hasil peluruhan alami — dari kontaminan nuklir sebenarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pencemar udara tertinggi ditemukan di ruang nomor 5, yaitu sebesar 0,022 Bq/m³, jauh di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan oleh BAPETEN, yakni 20 Bq/m³. Nilai ini memastikan bahwa aktivitas laboratorium masih dalam kondisi aman bagi pekerja dan lingkungan.
Peneliti menjelaskan bahwa radioaktivitas alami udara menurun secara signifikan setelah 240 menit atau sekitar 4 jam akibat peluruhan gas radon dan thoron. Setelah 24 jam, tingkat aktivitas udara menurun lebih jauh hingga mencapai kestabilan.
Studi ini memperkuat pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap udara di fasilitas nuklir untuk memastikan keselamatan radiasi bagi pekerja dan masyarakat sekitar. PTBBN juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan riset ini (Tim Perpustakaan)
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Prosedur Analisis Sampel Radioaktifitas Lingkungan | id |