Artikel
Study of Radiological Terrorism Pathways in The Region as a Reference to Create a Well-Targeted Policy on Combat Terrorism | Prosiding SKN 2020
Di tengah meningkatnya ancaman teror global, penelitian dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengungkap adanya tujuh jalur utama yang dapat dimanfaatkan teroris untuk mendapatkan bahan radioaktif. Jalur-jalur ini menjadi perhatian serius dalam upaya memperkuat kebijakan keamanan nasional di sektor nuklir.
Dalam makalah yang dipresentasikan pada Seminar Keselamatan Nuklir Nasional 2020, peneliti Dwi Rahayu menjelaskan bahwa pencegahan dini adalah cara paling efektif untuk menekan risiko terorisme radiologis. “Kunci utamanya adalah mencegah ambisi teroris mengakses bahan radioaktif dengan pengamanan fisik dan kebijakan yang ketat,” tulisnya.
Penelitian ini menyoroti tujuh jalur potensial radiological terrorism, yakni:
Insider (orang dalam) – karyawan atau petugas yang disusupi atau disuap;
Outsider (orang luar) – serangan eksternal tanpa hubungan dengan fasilitas;
Pasar gelap nuklir – perdagangan ilegal bahan radioaktif dan teknologi;
Perampokan – pencurian saat perang, konflik, atau transportasi bahan;
Keterlibatan negara atau organisasi – pemindahan bahan oleh pihak tertentu;
Pemalsuan izin (license fraud) – penggunaan dokumen palsu untuk membeli sumber radioaktif;
Orphan sources – bahan radioaktif “yatim” yang hilang dari pengawasan regulasi.
Dwi menegaskan bahwa beberapa kasus nyata telah terjadi di dunia, seperti pencurian uranium di Ukraina, penyelundupan cesium-137 di Polandia, hingga perampokan truk bermuatan Cobalt-60 di Meksiko pada 2013. Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa keamanan sumber radioaktif harus dikawal secara ketat di setiap tahap siklus penggunaannya — mulai dari produksi, distribusi, hingga pembuangan limbah.
Ia juga menyoroti fenomena “orphan sources”, yaitu sumber radioaktif yang hilang dari kendali pemerintah dan seringkali menimbulkan kecelakaan fatal. Salah satu kasus tragis terjadi di Samut Prakarn, Thailand (2000), ketika sumber Cobalt-60 yang dibuang sembarangan menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kerja sama antarnegara dan koordinasi lintas lembaga menjadi kunci utama untuk mencegah penyelundupan, perdagangan ilegal, dan penyalahgunaan bahan radioaktif. “Pemahaman tentang jalur perolehan bahan radioaktif oleh teroris dapat membantu pemerintah membuat kebijakan yang lebih terarah,” tegas Dwi.
(Tim Perpustakaan),
Jika file tidak bisa diunduh, hubungi pustakawan
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
The Radiological Accident at the Irradiation Facility in Nesvizh | - | en |