Artikel
The Readiness to Implement Global Nuclear Security Regime and Physical Protection System Readiness for Supporting Commercial-Scaled NPP in Indonesia | Prosiding SKN 2020
Indonesia dinilai siap melangkah menuju era pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berskala komersial. Kesiapan ini tidak hanya dilihat dari sisi teknologi, tetapi juga dari aspek penting yang kerap menjadi sorotan dunia: keamanan dan perlindungan fisik fasilitas nuklir. Hal ini terungkap dalam kajian yang dipresentasikan pada 2020 Annual Nuclear Safety Seminar oleh peneliti dari BATAN dan Universitas Gadjah Mada.
Kajian tersebut menyoroti kesiapan Indonesia dalam mengadopsi Global Nuclear Security Regime, sebuah sistem keamanan nuklir internasional yang dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Sistem ini mencakup upaya pencegahan, deteksi, dan respons terhadap ancaman seperti pencurian atau sabotase bahan nuklir.
Sebagai anggota aktif IAEA, Indonesia telah meratifikasi sejumlah konvensi penting, termasuk Convention on the Physical Protection of Nuclear Material (CPPNM) dan International Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism (ICSANT). Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjamin keamanan nuklir di tingkat nasional dan internasional.
Tidak hanya di atas kertas, Indonesia juga telah menerapkan sistem perlindungan fisik di fasilitas nuklir milik BATAN di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong. Implementasi ini dievaluasi langsung melalui tiga misi International Physical Protection Advisory Service (IPPAS) dari IAEA pada tahun 2001, 2007, dan 2014, yang menilai kesiapan dan penerapan sistem keamanan di fasilitas nuklir nasional.
Hasilnya, Indonesia dinilai berhasil menjalankan sistem perlindungan fisik sesuai rekomendasi internasional. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan penilaian mandiri (self-assessment) terhadap budaya keamanan nuklir di fasilitas risetnya, menunjukkan keseriusan dalam menjaga keamanan dari tingkat sistem hingga perilaku manusia di lapangan.
Meski demikian, peneliti mengingatkan bahwa tantangan terbesar dalam pembangunan PLTN komersial ke depan adalah kesiapan sumber daya manusia dan koordinasi antar-lembaga. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan — mulai dari BATAN, BAPETEN, hingga aparat keamanan — bersinergi menjaga fasilitas nuklir yang menjadi aset vital nasional.
Dengan regulasi yang kuat, pengalaman teknis yang matang, serta komitmen terhadap standar internasional, Indonesia menunjukkan langkah nyata menuju masa depan energi bersih dan aman melalui pengembangan PLTN komersial yang berlandaskan keamanan global (Tim Perpustakaan)
Jika file tidak bisa diunduh, hubungi pustakawan
| Judul | Edisi | Bahasa |
|---|---|---|
| Cabut Rencana PLTN | id |