Artikel
Penerapan Reactor Technology Assessment Untuk Pemilihan Tapak PLTN Apung | Si-INTAN 2024
Indonesia terus menunjukkan komitmennya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Apung. Dalam sebuah studi terbaru, dilakukan penerapan metode Reactor Technology Assessment (RTA) untuk memilih lokasi terbaik bagi pembangunan PLTN Apung yang pertama di Indonesia. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi lokasi yang paling cocok berdasarkan parameter teknis dan lingkungan.
Empat lokasi yang menjadi kandidat adalah Pulau Gelasa, Ujung Lemah Abang (ULA), Luwu Utara, dan Labuhan Badas. Berdasarkan studi tersebut, ULA di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, muncul sebagai lokasi dengan skor tertinggi, yaitu 3,5772. Keunggulan ULA mencakup stabilitas kegempaan, infrastruktur dasar yang cukup memadai, serta risiko tsunami yang rendah.
PLTN Apung di Indonesia direncanakan menggunakan reaktor KLT-40S, teknologi yang sama dengan PLTN Apung Akademik Lomonosov di Rusia. Reaktor ini memiliki kapasitas 35 MWe dan telah teruji dalam operasional komersial sejak tahun 2020.
Dengan terpilihnya ULA sebagai prioritas, pemerintah diharapkan dapat melanjutkan langkah-langkah strategis menuju pembangunan PLTN Apung pertama di Indonesia, sebagai bagian dari komitmen negara terhadap target bebas emisi karbon pada tahun 2060.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Analisis Kejadian Awal Untuk Kejadian Misil Turbin Pada PLTN Apung Menggunakan Metode Master Logic Diagram | JUPETEN 2024 | Jupeten, 4 (2), 39 – 46 (2024) | id |