Artikel
TELAAH SISTEM INSPEKSI INSTALASI NUKLIR TERHADAP ASPEK PENUAAN | Prosiding SKN 2012
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menekankan urgensi penguatan sistem inspeksi instalasi nuklir dalam menghadapi tantangan penuaan struktur, sistem, dan komponen (SSK) pada reaktor riset dan instalasi nuklir non-reaktor (INNR) di Indonesia. Mayoritas instalasi tersebut telah beroperasi lebih dari dua dekade, bahkan beberapa di atas 40 tahun, sehingga rentan mengalami degradasi material akibat waktu, radiasi, dan lingkungan operasi.
Melalui metode Uji Tak Merusak (Non Destructive Testing/NDT), BAPETEN mengembangkan mekanisme pengawasan yang efektif untuk menjamin integritas komponen vital seperti tangki reaktor, teras, hingga sistem instrumentasi. Inspeksi ini mencakup teknik visual, ultrasonik, eddy current, hingga vibration test yang disesuaikan dengan jenis komponen yang diuji.
Namun, tantangan besar muncul dari sisi sumber daya manusia. Hingga 2011, tidak ada satu pun inspektur instalasi nuklir BAPETEN yang tersertifikasi NDT. Padahal, kompetensi dan sertifikasi menjadi syarat mutlak dalam membaca dan menafsirkan hasil inspeksi yang krusial terhadap keselamatan.
Oleh karena itu, BAPETEN dihadapkan pada dua opsi: melakukan inspeksi sendiri dengan investasi pada pelatihan dan peralatan, atau menggandeng organisasi teknis pendukung (TSO). Masing-masing memiliki kelebihan dan tantangan biaya, kompetensi, dan kesiapan operasional di medan radiasi.
Dengan penguatan sistem inspeksi dan peningkatan kualifikasi inspektur, BAPETEN berharap program manajemen penuaan dapat dijalankan secara efektif, memastikan umur operasional instalasi nuklir tetap dalam batas aman, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap keselamatan nuklir nasional (Tim Perpustakaan).