Artikel
STUDI KOMPARASI PEMANFAATAN UMPAN BALIK PENGALAMAN OPERASI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PLTN DI BEBERAPA NEGARA PENGOPERASI PLTN | Prosiding SKN 2022
Dalam rangka mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) tengah mengembangkan Sistem Informasi Keselamatan Nuklir (SIKN). Sistem ini dirancang untuk meningkatkan keselamatan operasional reaktor daya melalui pelaporan dan analisis kejadian operasional yang mengandung risiko keselamatan.
Studi komparatif yang dilakukan oleh BAPETEN menyoroti pentingnya umpan balik pengalaman operasi atau operational experience feedback (OEF). Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Prancis, Finlandia, dan Jerman telah menerapkan sistem pelaporan kejadian yang ketat dan terstandarisasi. Mereka mewajibkan pelaporan insiden secara cepat, baik dalam bentuk notifikasi segera, laporan pendahuluan, laporan rinci, hingga tindak lanjut.
Indonesia saat ini sudah memiliki regulasi pelaporan kejadian ke BAPETEN, namun belum mengatur kategori kejadian secara rinci. Oleh karena itu, Indonesia disarankan mengadopsi sistem IRS (Incident Reporting System) milik IAEA, yang telah mempertimbangkan berbagai kejadian seperti lepasan zat radioaktif, degradasi sistem keselamatan, hingga kekurangan dalam desain dan operasi.
Melalui sistem ini, kejadian dengan potensi risiko seperti kegagalan penghalang keselamatan dapat diidentifikasi lebih awal sebelum mengarah pada kerusakan teras reaktor atau lepasan radioaktif. Pendekatan ini diharapkan menjadikan Indonesia setara dengan praktik terbaik dunia dalam menjamin keselamatan instalasi nuklir.
Studi ini menjadi bagian dari upaya BAPETEN untuk menyusun dokumen kebutuhan pengguna (User Requirement Document/URD) dalam pengembangan sistem pelaporan nasional yang modern dan adaptif terhadap standar internasional (Tim Perpustakaan).
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Laporan Kajian Teknis Standar Keselamatan PLTN, TA. 2006 | - | id |