Artikel
Strengthening the Radiation Safety of Patients by Controlling and Preventing Unnecessary Exposure in Radiological Diagnostic and Interventional Facilities | Prosiding SKN 2020
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyoroti masih lemahnya sistem pengendalian paparan radiasi yang tidak perlu terhadap pasien di fasilitas radiologi diagnostik dan intervensional di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 38 rumah sakit di berbagai wilayah seperti Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, dan Jawa Tengah, hanya sekitar 44% fasilitas yang secara rutin melakukan identifikasi dan analisis kejadian paparan radiasi yang tidak semestinya.
Menurut peneliti Endang Kunarsih, banyak kejadian paparan radiasi berlebih atau tidak tepat sasaran yang tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan efek langsung pada pasien. “Paparan yang tidak perlu ini sering diabaikan, padahal berulangnya kejadian seperti ini dapat membahayakan keselamatan pasien dan mencerminkan lemahnya mutu layanan radiologi,” ujarnya.
Penelitian ini mengungkap bahwa faktor utama penyebab paparan berlebih berasal dari kesalahan manusia dan peralatan, seperti salah memahami permintaan pemeriksaan, kesalahan pengaturan posisi pasien, hingga gangguan perangkat lunak dan listrik. Selain itu, hanya 38,9% fasilitas yang melakukan tindakan korektif setelah menemukan insiden, sementara kurang dari 17% menerapkan sistem pembelajaran dari insiden untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
BAPETEN merekomendasikan agar setiap fasilitas kesehatan membangun budaya keselamatan radiasi melalui pelatihan rutin, sistem pelaporan elektronik (e-reporting) yang mudah diakses, serta penerapan analisis akar masalah (Root Cause Analysis) untuk setiap insiden radiasi. Pemerintah dan asosiasi profesi juga diminta memperkuat kerangka regulasi dan pengawasan agar standar keselamatan pasien lebih terjamin.
“Keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama dalam layanan radiologi. Langkah nyata seperti sosialisasi, audit internal, dan pembelajaran dari insiden harus diterapkan secara berkelanjutan,” tegas Endang. Dengan demikian, risiko paparan radiasi yang tidak perlu dapat diminimalkan demi mutu pelayanan medis yang aman dan berkualitas di seluruh Indonesia (Tim Perpustakaan).
Jika file tidak bisa diunduh, hubungi pustakawan
| Judul | Edisi | Bahasa |
|---|---|---|
| Kajian Sistem Informasi Manajemen Keselamatan Radiasi, TA. 2013 | TA. 2013 | id |