Artikel
Analisis Kejadian Awal Untuk Kejadian Misil Turbin Pada PLTN Apung Menggunakan Metode Master Logic Diagram | JUPETEN 2024
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Apung kini menjadi sorotan dunia. Teknologi ini menarik perhatian negara-negara besar seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Denmark karena potensinya dalam mendistribusikan energi hingga ke wilayah terpencil. Akademik Lomonosov, PLTN Apung pertama yang beroperasi secara komersial sejak 2020, menjadi contoh nyata penerapan teknologi ini. Dengan dua reaktor bertipe KLT-40S, PLTN ini mampu menghasilkan 35 MW listrik dan melayani kebutuhan energi di kawasan Chukotka, Rusia.
Namun, di balik potensi besar tersebut, aspek keselamatan menjadi prioritas utama. Salah satu risiko signifikan yang perlu diperhatikan adalah kejadian misil turbin, di mana turbin yang rusak dapat menjadi proyektil berbahaya yang merusak sistem keselamatan. Penelitian yang dilakukan oleh Fery Putrawan Cusmanri dari KEPCO International Nuclear Graduate School mendemonstrasikan penggunaan metode Master Logic Diagram (MLD) untuk mengidentifikasi kejadian awal pada kasus ini. Dari hasil analisis, ditemukan 10 kejadian dasar, yang setelah penapisan menyisakan 4 kejadian awal utama: keretakan bejana reaktor (RVR), kehilangan air umpan (LOFW), kebocoran jalur air umpan (FWLB), dan kehilangan vakum kondenser (LOCV).
PLTN Apung memanfaatkan sistem pertahanan berlapis yang terdiri dari lima tingkat pengamanan fisik. Setiap lapisan dirancang untuk mencegah atau mengendalikan kegagalan, termasuk mitigasi dampak dari pelepasan bahan radioaktif .
Meski metode MLD memberikan struktur analisis yang sederhana, tetap diperlukan penelitian dan pengawasan ketat untuk memastikan keselamatan teknologi ini di masa depan.
Dengan kemajuan seperti ini, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang pengembangan PLTN Apung untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, sembari menjaga aspek keselamatan sebagai prioritas utama.
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Penerapan Reactor Technology Assessment Untuk Pemilihan Tapak PLTN Apung | Si-INTAN 2024 | Jupeten, 4 (2), 58 – 66 (2024) | id |
Studi Penerapan General Safety Requirement Part 7 IAEA untuk PLTN Apung | JUPETEN 2023 | id |