Hasil Kajian
Laporan Rekomendasi Teknis Keamanan Siber Pada Instalasi Nuklir Tahun 2023 | Rekaman Unit Kerja
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menegaskan urgensi peningkatan keamanan siber di sektor nuklir Indonesia. Dalam laporan rekomendasi teknis terbaru, BAPETEN mengungkapkan bahwa penggunaan sistem berbasis komputer dalam fasilitas nuklir dan radiologi terus meningkat, yang berpotensi membuka celah bagi serangan siber.
Laporan ini menyoroti berbagai ancaman keamanan digital yang dapat mengganggu operasional instalasi nuklir, termasuk pencurian informasi, sabotase sistem, hingga kemungkinan pencurian bahan radioaktif. “Serangan siber pada fasilitas nuklir bukan hanya ancaman bagi sistem teknologi informasi, tetapi juga bisa berdampak pada keamanan nasional,” ujar Dr. Ir. Yudi Pramono, M.Eng, Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN.
Dalam dokumen ini, BAPETEN menekankan pentingnya penerapan standar keamanan siber internasional, seperti yang diadopsi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Upaya proteksi ini meliputi penguatan arsitektur keamanan digital, penerapan pertahanan berlapis, serta peningkatan pelatihan bagi personel yang terlibat.
BAPETEN juga merekomendasikan kolaborasi erat dengan instansi terkait untuk mengembangkan kebijakan keamanan siber yang lebih ketat guna melindungi infrastruktur kritis nasional dari potensi serangan. “Kita tidak bisa menunggu sampai terjadi insiden besar. Keamanan siber harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan fasilitas nuklir,” tegas Dr. Pramono.
Dengan meningkatnya risiko serangan siber global, langkah-langkah pencegahan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan digital sektor nuklir Indonesia dan memastikan keamanan serta keselamatan masyarakat secara keseluruhan (Tim Perpustakaan)
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Identifikasi Bahaya Keamanan Siber pada Perizinan Bahan Nuklir Online di Indonesia | JUPETEN 2023 | id |